Kesantunan berbahasa masyarakat siulak mukai kabupaten kerinci
DOI:
https://doi.org/10.36232/frasaunimuda.v6i2.3114Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk dan penggunaan kesantunan berbahasa dalam masyarakat Siulak Mukai, Kabupaten Kerinci. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan pragmatik dengan jenis penelitian kualitatif deskriptif. Data diperoleh melalui teknik simak libat cakap, rekam, dan catat terhadap tuturan masyarakat dalam berbagai konteks komunikasi sehari-hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk kesantunan berbahasa masyarakat Siulak Mukai direalisasikan melalui berbagai ungkapan yang mencerminkan maksim kesantunan menurut teori Leech yang terdiri dari enam submaksim meliputi maksim kebijaksanaan, maksim kedermawanan, maksim pujian, maksim kerendahan hati, maksim kesepakatan, maksim simpati) dan penanda kesantunan menurut Rahardi (tolong, mohon, silakan, mari, ayo, biar, coba, harap, hendaknya, hendaklah, -lah, sudi kiranya, sudilah kiranya, sudi apalah kiranya). Kesantunan berbahasa ditunjukkan dalam bentuk penggunaan bahasa yang sopan dan santun, serta disesuaikan dengan konteks sosial dan hubungan antarpelaku tutur. Penelitian ini menegaskan pentingnya kesantunan dalam komunikasi masyarakat untuk menjaga keharmonisan dan efektivitas interaksi sosial, serta untuk menghindari terjadinya konflik antar sesama masyarakat sehingga komunikasi terjalin dengan baik dan lancar.